KOMPAS.com - "Huh, dasar anak manja! Apa-apa harus
dituruti!" Sering, kan, kita mendengar kalimat seperti itu? Tetapi,
benarkah anak yang dituduh manja tersebut memang benar-benar manja? Atau
hanya karena orangtuanya saja yang memberi label anak manja? Yuk, kita
simak mitos-mitos tentang anak manja dan penjelasan dari mitos-mitos
tersebut.
Mitos 1: Anda berarti akan membuat anak
jadi manja bila terlalu banyak menggendongnya. Kadang-kadang anak harus
dibiarkan menangis. Jangan terlalu sering menggendong anak.
Fakta:
Dengan menggendongnya, tidak berarti memanjakan anak. Bayi memerlukan
sentuhan, pelukan, dan mereka juga perlu digendong. Bayi menangis karena
mereka lapar, sakit, buang air kecil, atau karena ingin diperhatikan.
Gendong si kecil dan lakukan sesering yang Anda bisa.
Mitos 2: Anak-anak tidak boleh tumbuh berkembang dengan perasaan bahwa mereka selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan.
Fakta:
Diperlukan contoh yang efektif dari orangtua dalam mengajarkan
anak-anak bahwa mereka tidak selalu bisa mendapatkan segala sesuatu yang
mereka inginkan. Diperlukan waktu dan kebiasaan agar hal ini bisa
tercapai.
Bila Anda sedang berbelanja dan anak mengatakan, "Ma,
aku boleh beli mainan ini, enggak?" berikan jawaban, "Tentu saja, tetapi
bagaimana kamu akan membayarnya?" atau "Mengapa kamu menginginkan benda
tersebut?" Tanyakan padanya berapa uang yang dimilikinya, atau apakah
dia akan menabung agar bisa mendapatkannya.
Tugas kita sebagai
orangtua adalah membantu anak belajar bahwa mereka bisa mendapatkan apa
yang mereka inginkan bila mereka mau berusaha atau bekerja untuk bisa
memperolehnya. Selama dalam proses ini mereka akan belajar cara
mengatasi masalah, perencanaan, mengutamakan prioritas, dan pencapaian
tujuan. Mereka mungkin akan belajar dan memahami, keinginan bisa
terwujud jika berusaha. Hal ini disebut juga sebagai fenomena tanggung
jawab terhadap diri sendiri.
Mitos 3: Memang ada anak-anak yang manja dari "sono"nya.
Fakta:
Tidak ada anak yang terlahir manja. Manja merupakan kesimpulan dan
penilaian yang dibuat oleh orang terhadap pengamatan suatu perilaku.
Apakah
ada anak yang memang berperilaku manja? Tentu saja ada. Ada anak-anak
yang merengek dan baru diam sesudah orang tuanya mengabulkan
permintaannya. Ada anak-anak yang menjerit bila permintaannya tidak
dikabulkan. Ada anak-anak yang tidak menghargai pemberian yang
sederhana. Nah, apakah hal ini berarti mereka manja? Tidak! Yang ada
adalah anak-anak yang belajar dan berusaha mendapatkan apa yang mereka
inginkan dengan berperilaku "mengancam" agar permintaannya dikabulkan.
Anak-anak
dengan perilaku mengancam tidak termasuk kategori manja. Mereka adalah
anak-anak yang memilih berperilaku kurang pantas dan oleh karena itu
perilaku mereka harus diarahkan dan diubah. Anak-anak ini harus
diajarkan dengan cara yang lebih efektif dalam berinteraksi,
menyampaikan apa yang mereka inginkan, serta dalam mengungkapkan
perasaan mereka.
Mitos 4: Bagi sebagian anak, manja merupakan gambaran yang baik.
Fakta:
Manja tidak pernah merupakan gambaran yang akurat bagi anak-anak. Manja
tidak menggambarkan perilaku melainkan merupakan suatu penilaian.
Jangan
memberikan label manja pada anak. Bila Anda memberinya label manja,
maka anak cenderung menjadi manja. Bila Anda percaya si kecil manja,
maka Anda akan selalu menganggap segala sesuatu yang dilakukan si anak
adalah manja. Bila melihat sesuatu yang dapat diinterpretasikan sebagai
manja, maka Anda seakan membuktikan keyakinan bahwa si kecil memang
manja. Keyakinan yang melekat pada diri Anda akhirnya dikomunikasikan
kepada anak sehingga ia mulai melihat dirinya sebagai anak yang dimanja.
Mitos 5: Sangat penting untuk menegur anak bila mereka bersikap manja.
Fakta:
Memberikan label manja pada anak atau mengatakan mereka manja, bukan
merupakan sikap yang baik dari orangtua. Bila Anda menyebut si kecil
manja, yang mereka dengar bukanlah manja, melainkan sebagai manja yang
merusak. Apakah Anda ingin anak merasa dirinya sebagai anak yang manja?
Bila
Anda menganggap anak Anda manja, tanyakan pada diri Anda, perilaku yang
mana yang membuat Anda menilai anak Anda manja? Lalu komunikasikan
gambaran perilaku tadi dengan setiap informasi lain yang dapat membantu
Anda. Bila anak Anda merengek meminta sesuatu, ajarkan anak Anda cara
meminta dengan menggunakan bahasa yang baik.
Mitos 6: Anak-anak yang memiliki mainan yang berlimpah cenderung dimanja.
Fakta:
Mitos tersebut tidak benar. Memiliki mainan atau barang-barang yang
berlimpah bukan merupakan indikasi dari anak yang manja. Kita harus
melihat bagaimana benda tersebut diperoleh, kegunaannya, dan bagaimana
sikap anak tersebut terhadap benda-benda yang dimilikinya.
Mitos 7: Anak yang manja perlu diubah.
Fakta:
Tidak. Yang perlu diubah adalah orangtuanya. Orangtua perlu mengubah
perilaku mereka dalam menghadapi anak yang mengancam karena keinginannya
tidak dikabulkan. Orangtua perlu menyisihkan waktunya untuk mengajarkan
perilaku baru pada anak-anak mereka. Menghadapi konflik yang terjadi
dan menyediakan waktu untuk mencari jalan keluarnya adalah apa yang
harus orangtua lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar